Pernah berdiri di depan lemari, memandangi baju-baju yang ada tapi tetap merasa “nggak punya apa-apa buat dipakai”? Kalau iya, kamu tidak sendiri. Banyak orang yang mengalami kebingungan ini bukan karena kekurangan pakaian, tetapi karena belum menemukan gaya fashion yang benar-benar mewakili siapa diri mereka.
Menemukan gaya fashion pribadi bukan sekadar mengikuti tren atau meniru gaya selebriti favorit. Ini adalah proses mengenali diri, memahami kebutuhan, dan belajar mengekspresikan diri lewat pakaian. Jadi, kalau kamu masih bertanya-tanya, “mulai dari mana?”, artikel ini akan membantu kamu mengambil langkah pertama.
Langkah 1: Kenali Diri, Bukan Lemari
Sebelum menyelam ke tren terbaru atau belanja baju baru, berhenti sejenak dan fokus ke diri sendiri. Fashion adalah cerminan identitas. Jadi, penting untuk memahami siapa kamu, apa aktivitasmu, dan bagaimana kamu ingin dilihat orang lain.
Tanyakan pada diri sendiri:
-
Apa yang membuatmu nyaman?
-
Warna apa yang paling sering kamu pakai dan sukai?
-
Apakah kamu lebih suka tampil santai, formal, edgy, atau feminin?
-
Siapa tokoh publik yang gayanya kamu kagumi? Kenapa?
Tulis jawaban-jawaban ini di jurnal atau catatan ponsel. Ini bukan tugas sekolah, tapi semacam “peta awal” untuk perjalanan fashion kamu.
Langkah 2: Bongkar Lemari, Temukan Pola
Bukalah lemarimu dan lihat isi pakaianmu. Jangan langsung menilai mana yang modis atau tidak, tapi fokus pada apa yang paling sering kamu pakai. Biasanya, di situlah gaya alami kamu mulai terlihat.
Pisahkan pakaian yang:
-
Sering dipakai dan membuatmu percaya diri.
-
Tidak pernah disentuh selama setahun terakhir.
-
Masih disimpan hanya karena alasan emosional (hadiah, nostalgia, dll).
Dari situ, kamu akan melihat pola: mungkin kamu suka jaket denim, atau kamu ternyata lebih sering pakai warna netral. Pola ini bisa jadi fondasi awal menentukan arah gaya fashionmu.
Langkah 3: Eksperimen Tanpa Komitmen
Setelah tahu apa yang kamu suka, saatnya eksplorasi. Tapi ini bukan berarti harus langsung belanja besar-besaran. Gunakan Pinterest, Instagram, atau aplikasi moodboard untuk mengumpulkan inspirasi. Coba mix and match dari pakaian yang sudah kamu punya. Bisa juga pinjam baju teman atau coba aplikasi virtual fitting.
Penting: fashion itu fleksibel. Kamu bisa suka gaya minimalis di hari kerja, tapi tampil bohemian saat akhir pekan. Tak perlu membatasi diri ke satu label gaya. Justru keunikan kamu lah yang membuat fashion terasa personal.
Langkah 4: Buat “Capsule Style” Versi Kamu
Daripada pusing memilih baju setiap hari, coba buat koleksi mini (capsule) yang mencerminkan gaya kamu. Pilih 10–15 item yang bisa dikombinasikan untuk berbagai suasana.
Contoh:
-
1 blazer netral
-
2–3 atasan nyaman
-
2 bawahan versatile
-
1 dress andalan
-
1–2 outer atau jaket
-
1 pasang sepatu formal & kasual
-
Aksesori favorit
Dari sini, kamu bisa mulai membangun lemari yang lebih ‘kamu’ tanpa harus selalu ikut tren.
Langkah 5: Gaya Itu Evolusi, Bukan Destinasi
Satu hal yang harus kamu ingat: gaya fashion bukan sesuatu yang “ditemukan” sekali, lalu selesai. Ia tumbuh bersamamu. Selera bisa berubah seiring waktu, dan itu wajar. Yang penting adalah kamu merasa nyaman dan percaya diri dengan apa yang kamu kenakan.
Jangan takut bereksperimen. Kadang, dari ‘kesalahan fashion’, kamu justru belajar lebih banyak tentang apa yang cocok dan tidak. Fashion bukan soal sempurna, tapi soal ekspresi diri.
Jadi Diri Sendiri, Bukan Fotokopi Tren
Tren boleh datang dan pergi, tapi gaya pribadi akan selalu punya tempat istimewa. Memulai perjalanan menemukan gaya fashion adalah tentang menjadi lebih sadar akan siapa kamu dan bagaimana kamu ingin menampilkan itu pada dunia.
Ingat, kamu tidak harus punya lemari penuh barang mahal atau branded untuk tampil stylish. Kuncinya ada di ketulusan dan keberanian menunjukkan versi terbaik dari dirimu—lewat pakaian yang kamu pilih.
Jadi, sudah siap menemukan gayamu?
BACA JUGA : Bingung Soal Gaya? Yuk, Kenalan Dulu dengan Dunia Fashion!